Monday

4 Kualitas dari Seorang Sahabat



4 Kualitas dari Seorang Sahabat

Banyak orang merasa bahwa mereka memiliki banyak teman tetapi tidak semua teman yang mereka miliki tersebut adalah sahabat dekat. Ada kualitas dari seorang teman yang dapat dikatakan sebagai sahabat dekat.

1. Mereka harus bisa menerima Anda.
Seorang sahabat harus mau menerima apapun yang dimiliki oleh sahabatnya dan tulus dalam menjalin persahabatan dengan Anda.

2. Mereka harus jujur kepada Anda.
Jika ada sesuatu hal yang mengganjal dihati lebih baik mengatakannya dengan terus terang, atau jika Anda merasa tidak nyaman untuk membicarakan suatu masalah lebih baik mengatakan padanya bahwa Anda sedang tidak ingin membicarakannya.

3. Harus mau saling mengunjungi.
Jika Anda atau teman Anda tidak pernah saling mengunjungi maka pertemanan yang Anda berdua miliki bukanlah pertemanan dekat.

4. Selalu ada saat dibutuhkan.
Bersedia memberikan pertolongan dengan segera saat seseorang membutuhkan, meminjamkan uang tanpa mempertanyakan kapan mereka bisa mendapatkannya kembali saat seseorang dalam kesulitan, mengantarkan dengan senang kemana Anda ingin pergi, dan tidak berpikir lama ketika Anda memintanya datang pada Anda.

Apakah Anda dan juga teman-teman Anda memiliki empat kualitas tersebut? Jika ya, bisa jadi Anda telah menemukan sahabat sejati Anda. Amsal 17:17 - Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Sunday

GAJI PAS-PASAN, MUNGKINKAH MENABUNG DAN BERINVESTASI?


GAJI PAS-PASAN, MUNGKINKAH MENABUNG DAN BERINVESTASI?

Jika sobat blogger karyawan swasta, terus gajinya pas-pasan, minggu kedua udah bingung cari pinjaman karena tabungan sudah menipis, apa lagi jika 'tanggal tua' pasti semakin bingung kan.
Nah, pernah berpikir ngga untuk mengambil asuransi jiwa dan berinvestasi?
Untuk menjawab pertanyaan itu, saya akan memisahkan dulu antara asuransi jiwa dan investasi. Ini perlu karena sebetulnya ada banyak pilihan produk yang bisa sobat pilih, baik itu berupa paket seperti asuransi jiwa + investasi, maupun asuransi jiwa dan investasi secara
terpisah. Asuransi jiwa + investasi hanya saya sarankan kalau sobat perlu keduanya dan ingin lebih praktis.

Untuk asuransi jiwa, yang harus menjadi pertimbangan adalah apakah sobat punya tanggungan nafkah atau tidak? Artinya, apakah sobat punya istri, anak, orangtua, atau mungkin adik yang saat ini sepenuhnya mengandalkan nafkah dari Anda? Jika ya, maka Anda perlu asuransi jiwa. Pertanyaan kedua, apakah sobat mendapatkan asuransi jiwa yang
memadai dari perusahaan tempat sobat bekerja? Jika ya, maka sobat tidak perlu lagi mengambil asuransi jiwa. Tapi jika tidak, sobat jelas perlu membeli asuransi jiwa sendiri.

Sekarang mengenai investasinya. Saya menawarkan sobat dua pilihan kalimat sebagai berikut: ''Karena gaji pas-pasan, maka saya tidak usah berinvestasi' ', ''Karena tabungan tipis, maka saya tidak perlu lagi berinvestasi' ', ''Karena tidak bisa berhemat, maka saya tidak usah berinvestasi' ' atau kalimat berikut: ''Justru karena gaji pas-pasan maka saya perlu investasi untuk masa depan karena tidak bisa hanya mengandalkan gaji saja'', ''Justru karena tabungan saya tipis, maka saya perlu menambah tabungan saya'', ''Justru karena saya tidak bisa berhemat, maka saya perlu strategi baru untuk berinvestasi' '.Jika sobat memilih kalimat yang kedua, maka saya sangat sarankan sobat memiliki tabungan rutin setiap bulan, dan melakukan investasi untuk kepentingan masa depan sobat.

Prioritas Anda sekarang adalah mengisi tabungan Anda sampai jumlahnya sekitar 3 sampai 6 kali dari penghasilan Anda. Setelah itu tercapai, maka prioritas selanjutnya adalah berinvestasi dalam arti uang simpanan Anda tidak hanya menganggur di rekening bank.Tapi, bagaimana caranya? Kalau sobat sendiri mengatakan sulit untuk berhemat, dalam arti sulit menyisakan uang untuk ditabung atau diinvestasikan, maka paradigma menabung sobat perlu diubah.

Caranya? Yaitu dengan menabung di awal, dan bukan menunggu sisa. Dengan cara ini, mungkin sobat akan selalu punya uang untuk ditabung. Beda halnya kalau menunggu sisa di akhir bulan, tentunya lebih sulit karena banyak godaan untuk berbelanja dan menghabiskan uang. Nah, mengenai asuransi + investasi, silakan Anda ambil jika Anda memang perlu asuransinya seperti saya jelaskan di atas. Dengan cara ini Anda akan 'dipaksa' untuk berinvestasi secara rutin karena 'ditagih' dalam bentuk premi. Biasanya sih, kita akan lebih disiplin ketika ditagih oleh orang lain daripada ditagih oleh diri sendiri.

Friday


THE POWER OF ‘KOIN’...

Pagi-pagi. Di kantor.
Saya sedang membaca suratkabar yang memuat berita. Bahwa koin-koin yang dikumpulkan untuk Prita sudah mencapai 1 truk, atau setara dengan 6 ton ! Waaww...itu belum termasuk koin-koin lain yang masih terus mengalir dari posko-posko di banyak tempat dan kota-kota di seluruh Indonesia.
Dimulai dari ide sederhana tentang mengumpulkan koin, uang receh, untuk membantu Prita yang menghadapi kasus dengan sebuah rumahsakit di Tangerang, ide ini disambut dengan sepenuh hati oleh banyak pihak. Dari sebuah koin, bergulir, menjadi seratus koin, seribu koin, mungkin sudah ada sejuta koin yang terkumpul dalam waktu hanya beberapa hari.
Tidak hanya orang dewasa dan orang yang mampu. Dari anak-anak kecil, yang menabung uangnya untuk membeli kucing, rela menyisihkan tabungannya untuk membantu Prita. Pengemis dan pengamen, yang sehari-hari mencari satu koin dua koin dari petikan gitar atau wajah memelasnya, rela memberikan hasil mengamennya untuk Prita. Remaja yang uang sakunya pas-pasan, juga tidak mau ketinggalan, mengumpulkan koin demi koin, mengosongkan kantong bajunya untuk Prita.
Bukan hanya itu. Para ibu rumahtangga, yang merasakan nasib Prita, juga menyisihkan koin dari sisa uang belanjanya yang masih bisa untuk beli sayur ataupun sabun colek, untuk menambah barisan ini. Belum lagi para karyawan, yang dengan seksama mengikuti berita tentang Prita dan membahasnya di sela-sela waktu kerja dan makan siang. Dari mulai pramukarya, yang selalu salah menyebut nama Prita menjadi Prepti...hingga staf dan manajer, mau repot-repot mengumpulkan sejumlah koin dan menyisihkan waktu kerjanya untuk menghitung dan memilah. Koin demi koin. Setumpuk demi setumpuk.

Semua bergerak. Dari sebuah koin. Menjadi segunung koin.
Melihat tumpukan koin yang menyebar di atas meja kerja di kantor saya, di sela-sela diskusi tentang kasus Prita. Saya merenung.
Apa sih artinya sebuah koin, bila ia hanya berdiri sendiri. Paling tinggi, ia berharga seribu rupiah. Yang kalau dikonversi dengan singkong goreng mekrok, hanya dapat satu setengah potong, bahkan mungkin hanya satu potong. Apalagi kalau koin itu hanya dalam pecahan lima ratus, dua ratus, seratus, lima puluh, dua puluh lima. Pasukan Pak Ogah yang selalu berdiri di depan gang atau di mulut jalan pun sudah ogah diberi satu koin senilai lima puluh rupiah. Apalagi dua puluh lima. Bahkan toko swalayan lebih suka mengganti uang kembalian dengan sebutir permen daripada repot-repot menyediakan koin pecahan seratus, lima puluh, atau duapuluh lima rupiah.
Tapiiiiiii.. ..lihat sekarang !
Koin-koin itu seperti bernyawa. Koin-koin itu seperti ada rohnya. Dari satu koin, dia menarik koin yang lain. Dari satu koin, dia menjadi ribuan koin. Satu koin bergemerincing. ..memanggil yang lain. Mendadak, seperti diingatkan, kita pun mengorek semua sudut kantong, selipan dompet, pojokan tas, kaleng-kaleng tempat melemparkan segala pernak-pernik, hingga tempat-tempat yang selama ini hanya sekedar wadah untuk menyelamatkan pemandangan dari gemerincingnya koin-koin yang pernah kita pandang sebelah mata .
Koin yang sendiri itu sekarang memiliki banyak teman dan sahabat yang mendukungnya. Dari koin yang sederhana, yang seringkali tampak lusuh, dan hanya mengganjel di dalam dompet lipat, menjadi gunung yang berkekuatan luar biasa. Dia tidak sekedar lagi sebuah koin, tetapi sudah menjadi sebuah kekuatan moral yang mengikat banyak hati di dalamnya....
Kekuatan koin dalam jumlah besar memang luar biasa, karena dari hal-hal yang remeh temeh menjadi sebuah kekuatan yang berdampak seperti air bah. Dalam diamnya, dalam kesederhanaannya, koin yang remeh itu telah membuktikan kekuatannya. Bahwa dengan kebersamaan, tidak ada masalah yang tidak terselesaikan.
Itulah....
Kita bisa belajar dari sebuah koin. Jangan pernah meremehkan kesederhaaan. Tentang sebuah kesederhanaan dan hak dasar manusia. Ketika sebuah ketidakadilan, yang menjadi hak azasi dasar bagi setiap manusia telah terusik, dia bisa menjadi sebuah benih kekuatan. Dan koin ini adalah simbol dari perlawanan terhadap ketidakadilan. ..
Koin memang hanya sebuah simbol. Namun, dengan koin kita membuktikan, masih banyak hati yang tersentuh. Masih banyak hati yang memiliki nurani. Masih banyak hati yang bersatu, yang memiliki kekuatan.
Barangkali koin itu masih akan bergulir. Dan akan selalu menjadi bukti, bahwa semangat kebersamaan itu masih ada...