Alternatif Usaha Untuk Mahasiswa
Selama saya menjadi mahasiswa FISIP Undip, saya kost di Pleburan Semarang, saya pernah mengalami kekurangan uang ketika memasuki minggu ke-empat, tanggal tua istilah kerennya…hal yang biasa pinjam sama teman kost, bahkan sama bendahara di komunitas yang aku ikuti. Satu titik aku merasa harus ada yang aku lakukan, perubahan mesti dilakukan…saya harus pintar-pintar mengatur keuangan. Nah bagi teman-teman mahasiswa mungkin tulisan ini bias jadi inspirasi. Apa sih alternatif pekerjaan yang bisa dilakukan mahasiswa? Seperti yang sama-sama kita tahu, mahasiswa pasti punya banyak keterbatasan. Salah satu diantaranya adalah keterbatasan modal. Selain itu, mereka juga punya kewajiban utama yakni belajar. Jangan sampai, mereka asyik bekerja, kuliahnya malah keteteran. Nah lho, bagaimana tuh?
Nah, berikut ini saya berikan sejumlah alternatif penghasilan tambahan yang bisa dijalankan oleh mahasiswa.
Mengamen
Mengamen bukan pekerjaan hina, Cuma butuh gitar,ketipung dsb,suara sedikit, dan kepercayaan diri yang agak lebih, saya sering menjumpai satu pengamen yang PD banget menyanyikan lagu gereja di daerah Pleburan-Semarang, dan suaranya gak jelek-jelek amat…lagu-lagunya juga up to date…salut deh buat dia, memberkati banyak orang…langsung tak kasih 5000 perak pertama kali lihat dia begitu…
Secara matematis, 500 perak x 1 orang x 1 warung = Rp. 500,
kalau 500 x 5 orang x 1 warung (berarti ada 5 org yang makan diwarung) = Rp. 2500 terus
Rp.500 x 50 orang x 50 warung x 1 hari (katakan 8 jam kerja) = Rp. 1.250.000 wow…
Tukang Parkir
Tukang parkir juga pekerjaan yang tidak menyulitkan, Cuma butuh peluit, topi, dan payung.
Strateginya kita pilih tempat yang strategis, yang banyak orang buat parkir…
Matematisnya hampir sama….tarif Rp.500 buat motor, Rp. 1000 buat mobil…
Untuk motor saja : Rp. 500 x 1 motor x 1 jam = Rp. 500, terus Rp.500 x 1 motor x 8 jam = Rp.4000
Tapi kalo ada motor dan mobil : (Rp.500 x 1 motor) + (Rp. 1000 x 1 Mobil) x 8 jam = Rp 12.000 nah, coba missal kalo ada 100 motor dan 100 mobil? Misalnya pas ada pesta, ato event tertentu…kamu itung aja sendiri…
Menjual Barang
Menjual barang, terutama yang dilakukan secara perorangan, bisa dilakukan di waktu-waktu alias tak terikat waktu. Contohnya, menjual pakaian kepada teman-temannya. Kegiatan itu, tentu bisa dilakukan saat punya waktu luang dan tidak banyak waktu yang terbuang. Cukup dengan beberapa kali telepon atau menawarkan kepada teman-teman di kampus, menunjukkan barangnya, dan ketika ada yang suka dengan barangnya, transaksi pun terjadi. Selesai.
Banyak barang yang bisa dijual. Mulai dari busana dan aksesorisnya, barang-barang elektronik ringan seperti jam tangan, yang “berat” seperti radio tape, vcd player sampai dengan komputer. Prinsipnya, semua barang-barang yang bisa dipakai dan dikonsumsi, bisa diperjualbelikan.
Yang penting harus pandai mencari tempat membeli barang-barang tersebut dengan harga yang murah. Bagi yang modalnya pas-pasan, cukup membeli beberapa barang saja untuk sampel.
Menjual Keahlian
Mahasiswa pasti punya keahlian yang bisa dijual. Contohnya, mereka yang kuliah di bidang sastra bisa menawarkan jasa penterjemah. Bagi yang kuliah di bidang komputer, banyak pilihannya. Yang menekuni studi teknik informatika bisa menjual jasa pembuatan software sederhana kepada perusahaan-perusahaan. Mereka yang kuliah akuntansi bisa mengajar akuntansi privat kepada anak-anak SMA. Yang gemar menulis, juga bisa membuat cerpen dan kirimkan ke Tabloid NOVA. Yang kuliah di bidang sosial politik? Bisa mengirim artikel ke koran.
Yang jelas, alternatif menjual keahlian memiliki kelebihan, yakni tak perlu modal, kecuali keahlian. Cuma jeleknya, kadang-kadang tidak semua mahasiswa memiliki rasa PD (percaya diri) yang cukup ketika mereka harus menjual keahliannya. Seringkali mereka mungkin akan merasa malu, rendah diri, jengah, dan sebagainya.
Membuka Usaha
Bagi yang punya modal lebih, buka usaha bisa menjadi pilihan. Mulai dari toko kelontong, rental komputer atau tempat makan. Untuk menekuni usaha ini harus hati-hati, khususnya soal waktu. Maklum, usaha ini butuh waktu yang banyak. Terutama tahun-tahun pertama. Wah betapa repotnya jika memilih usaha ini. Harus kuliah dan menjalankan usaha yang butuh waktu dan tenaga yang banyak. Usaha ini pas dilakukan saat tugas-tugas kuliah tidak terlalu banyak.
Satu lagi yang harus diperhatikan adalah manajemen, baik ke dalam maupun ke luar yang baik. Manajemen ke dalam adalah bagaimana cara mengelola uang di usahanya, bagaimana cara dia untuk mengatur stok penjualan, dan sebagainya. Sedangkan manajemen ke luar adalah bagaimana cara dia memasarkan dan memperkenalkan usahanya kepada masyarakat luar.
Menjadi Karyawan
Pilihan lain adalah menjadi karyawan. Prinsipnya, sebagai karyawan akan menerima gaji tetap. Tapi banyak hal yang harus diperhatikan, seperti masalah waktu. Pasti tidak ingin, kan, kesibukan sebagai karyawan akan mengganggu kuliahnya? Jadi, bagi mereka yang kuliah hanya di pagi hari, mungkin bisa memilih untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan yang hanya bertugas di siang hari. Atau, bagi mereka yang kuliah pagi dan siang, bisa bekerja sebagai karyawan pada usaha-usaha yang berjalan di malam hari, mislanya restoran atau wartel. Prinsipnya, bekerja sebagai karyawan tidak harus dilakukan 8 jam sehari dan tidak harus selalu dilakukan jam 9 sampai 5 sore. Yang namanya usaha kan banyak jenisnya. Bukan begitu?
Network Marketing
Alternatif yang juga bisa dijalankan oleh mahasiswa adalah dengan menjalankan usaha network marketing. Pada network marketing, si mahasiswa itu seperti sedang membuka toko, dan dia bisa mengajak banyak orang di sekililingnya untuk membuka toko juga seperti dia. Seperti layaknya toko, pada network marketing, si mahasiswa bisa mendapatkan penghasilan tambahan berupa keuntungan eceran dari penjualan barang. Selain itu juga bisa mengejar penghasilan lain berupa komisi jaringan. Nah, inilah yang biasanya “diincar”.
Enaknya network marketing, si mahasiswa bisa menjalankan usaha ini pada waktu-waktu yang memang dia inginkan. Bukan berarti dia tidak akan sibuk. Dia mungkin akan sibuk, tetapi waktunya biasanya fleksibel. Sudah begitu, modal uang yang dibutuhkan biasanya jauh lebih sedikit.
Mudah-mudahan, dengan artikel ini, teman-teman mahasiswa atau Anda yang memiliki anak yang mahasiwa, mereka bisa termotivasi juga dalam mencari penghasilan tambahan. Siapa tahu kalau penghasilan tambahannya mencukupi kelak, mereka bisa menabung, dan malah tidak perlu lagi minta uang saku pada Anda. Syukur-syukur malah Anda yang diberi. Bukan begitu kadang-kadang yang kita inginkan?
No comments:
Post a Comment
Sobat, silakan isi komentar, kritik, uneg-uneg, dan saran yang membangun ya...trims