Renungan bagi para blogger
Jeffrey Lim
Di dalam dunia cyberspace ini kita menemukan adanya fenomena baru yaitu adanya Blog. Apakah itu blog ? Blog berisi tulisan-tulisan pribadi yang dimuat di dalam website. Blog adalah media publik. Para blogger menulis dan mereka tidak ada publisher, tidak ada editor tetapi menginginkan adanya pembaca. Dan blog ini ada beberapa karakterisitik yang membuat mereka menarik yaitu transparansi. Banyak orang menulis diary harian mereka di blog dan orang lain dapat membaca cerita hidup mereka. Mungkin ada yang mengkritik bahwa blogger adalah narsistik dan menceritakan hidup mereka seolah-olah mereka adalah celebritis media publik. Tetapi kita sebagai orang percaya harus mempunyai kerangka berfikir yang komprehensif yaitu melihat media sebagai alat yang bisa positif dan bisa negatif. Seperti halnya pisau bisa dipakai untuk membunuh atau memotong apel. Tetapi bisa juga dipakai kedua-duanya. Kerangka berpikir orang Kristen terhadap budaya harus melihatnya dari kerangka Ciptaan – Kejatuhan – Penebusan. Kemudian kerangka Kristen juga harus melihat dari Common grace dan juga general revelation.
Bagaimana kita memandang fenomena blog?
Banyak orang yang sekarang memasang blog mereka untuk menulis diary pribadi dan juga artikel-artikel pribadi. Sebenarnya fenomena ini adalah fenomena di dalam dunia postmodern dimana otoritas mulai berpindah dari yang terpusat kepada pribadi-pribadi. Setiap orang bisa menulis blog dan mensharingkan tulisannya kepada orang lain. Tetapi bagaimana kita memandang fenomena ini? Jangan terlalu cepat mengkritik. Tentu ada sisi-sisi negatif dari blog tetapi kita harus belajar melihat sisi positifnya dan menebusnya untuk kemuliaan nama Tuhan.
Tulisan ini tentu terlalu singkat. Tetapi paling sedikit bisa membuat kita berpikir. Banyak orang di dunia maya yang saling terkait satu sama lain. Mereka membuat cyber community atau virtual community. Sebenarnya secara jujur ada beberapa esensi yang bisa kita pelajari dari fenomena blog ini yaitu Fenomena Transparansi.
Sebenarnya di dalam relasi yang dalam maka manusia membutuhkan transparansi. Manusia merindukan adanya persahabatan satu sama lain dengan terbuka. Kredibilitas dapat dibangun di dalam transparansi. Keintiman, persekutuan dan komunikasi yang dalam dibangun di dalam transparansi. Ini seharusnya membuat kita orang percaya belajar hidup di dalam kebenaran, kejujuran dan juga keterbukaan. Alkitab mengajarkan bahwa kita harus saling mengaku dosa. Kita membutuhkan teman untuk saling terbuka dan transparan. Disitu baru terjadi persekutuan. Karena itu gereja harus menyediakan tempat untuk transparansi. Tetapi keterbukaan ini bukan hanya keterbukaan yang seperti orang postmodern yaitu saya terbuka dan terimalah saya apa adanya. Bukan seperti itu. Orang percaya terbuka tetapi harus ada komitmen mau berubah. Setiap orang harus saling menasihati dan saling menegur untuk saling terbuka. Kita harus berfungsi sebagai imam terhadap sesama kita.
Kemudian kita juga bisa belajar bahwa manusia itu adalah mahluk relasi. Banyak orang yang berelasi di dalam virtual community. Ini menandakan manusia memerlukan komunitas. Tetapi jelas bahwa komunitas maya ini adalah fenomena di mana manusia haus akan relasi. Satu hal yaitu bahwa relasi yang betul-betul dalam dan berkomitmen seharusnya ada di dalam persekutuan orang percaya di dalam gereja. Satu hal bahwa komunitas maya tidak dapat menggantikan hubungan dan interaksi nyata setiap pribadi di dalam hidup sehari-hari. Komunitas nyata lebih dalam tetapi lebih berisiko untuk luka. Karena itu kita harus belajar saling mengasihi di dalam relasi sehari-hari supaya orang bisa lebih bersekutu di dalam kasih dan kebenaran yaitu di dalam Kristus. Manusia memang harus saling bersekutu supaya kuat dan salah satu strategi iblis adalah membuat manusia tidak bersekutu atau bersekutu dengan yang tidak baik.
Sebelum saya menutup tulisan singkat ini maka saya ingin menyimpulkan bahwa kita harus terus membangun komunitas kita di dalam kasih dan kebenaran. Kita juga harus belajar untuk jujur mengatakan kebenaran di dalam hidup kita. Kita dipanggil untuk menyatakan kebenaran dan hidup menjadi berkat. Blog memang ada sisi negatif yang banyak tetapi juga ada sisi positif yang kita bisa belajar.
John piper menulis alasan-alasan mengapa seorang hamba Tuhan harus memiliki blog yaitu : untuk menyebarkan kebenaran, untuk belajar menulis, untuk membuat diri dikenal ( ini tidak selalu jelek ), dll. ( Cari di www.desiringgod.org )
Marilah kita belajar terus merefleksi setiap fenomena budaya dan mencoba mengerti dan menaklukan mereka kepada Kristus.
No comments:
Post a Comment
Sobat, silakan isi komentar, kritik, uneg-uneg, dan saran yang membangun ya...trims